My Time

Friday, May 15, 2015

POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF



POPULASI DAN SAMPEL DALAM PENELITIAN KUANTITATIF
MAKALAH
Guna Memenuhi Tugas
Mata Kuliah: Metodologi Penelitian Pendidikan
Dosen Pengampu: Dr. Fatah Syukur. NC, M. Ag





Oleh:

Diyah Fitriyani            123311014





FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2015

I.                   PENDAHULUAN
Penelitian merupakan kegiatan yang terencana untuk mencari jawaban yang obyektif atas permasalahan manusia melalui prosedur ilmiah.Pada penelitian yang menggunakan metode penelitian kuantitatif pada umumnya akan menggunakan sampel yang diambil dari suatu populasi tertentu yang dipilih oleh peneliti.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.
Dalam pengambilan sampel tidak dapat dilakukan secara asal, karena pengambilan sampel harus disesuaikan dengan karakteristik populasi yang telah peneliti tentukan. Oleh karena itu dalam makalah ini pemakalah akan membehas tentang populasi dan sampel dalam penelitian kuantitatif.
II.                RUMUSAN MASALAH
A.    Apa pengertian populasi dan sampel?
B.     Apa manfaat sampel?
C.     Bagaimana langkah-langkah pengambilan sampel?
D.    Bagaimana teknik sampling?
E.     Bagaimana menentukan ukuran sampel?
F.      Apa saja kesalahan umum di dalam sampling?
III.             PEMBAHASAN
A.    Pengertia Populasi dan Sampel
1.      Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi objek dan benda alam yang lain. Populasi juga bukan sekedar jumlah yang ada pada objek/subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek itu.[1]
Sebagaimana yang dikutip oleh Wina Sanjaya populasi menurut Fraenkel adalah “is the group of interest to the researcher, the group to whom the researcher would like to generalize the result of study.” Jadi populasi adalah kelompok yang menjadi perhatian peneliti, kelompok yang berkaitan dengan untuk siapa generalisasi hasil penelitian itu berlaku. Selanjutnya ia juga mengemukakan bahwa kelompok yang menjadi populasi dalam bidang pendidikan bisa kelompok manusia yang secara individual seperti, siswa, guru, dan individu lainnya. Atau bisa kelompok yang bukan individu seperti kelas, sekolah, atau berbagai fasilitas lainnya.[2]
2.      Sampel
Sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi akan menyebabkan suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya, dan kesimpulannya pun bisa keliru. Hal ini karena tidak dapat mewakili populasi.[3]
B.     Manfaat Sampel
Pada umumnya pada penelitian kuantitatif selalu berhubungan sampel dan teknik sampling, ada beberapa keuntungan atau manfaat menggunakan sampel dalam proses penelitian antara lain sebagai berikut:
1.      Penggunaan sampel dapat menghemat biaya, waktu, dan tenaga. Kadang kala dalam penelitian terdiri dari elemeen-elemen yang banyak ragamnya dan banyak pula jumlahnya, sehingga tidak mungkin peneliti melaksanakan penelitian kepada seluruh anggota populasi yang ada. Oleh sebab itu dengan menggunakna teknik sampling yang benar akan mempermudah dan menyederhanakan penelitian yang dilakukan peneliti.
2.      Hasil penelitian akan lebih akurat dan mendalam. Populasi yang terlalu banyak akan menyulitkan peneliti untuk menggali berbagai hal yang yang berhubungan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan, sehingga data yang diperoleh kurang lengkap. Oleh sebab itu hasil penelitian mungkin akan ngambang dan kurang tepat.
3.      Teknik sampling yang tepat akan mempermudah proses penelitian. Apa bila anggota populasi sangat beragam bisa menyebabkan sebuah penelitian menjadi sulit. Sehingga tidak menutup kemungkinan mengakibatkan kesalahan dalam menarik kesimpulan.[4]
C.    Langkah-Langkah Pengambilan Sampel
Dalam suatu penenelitian sampel harus representative, artinya sampel harus bisa mewakili sebuah populasi. Agar sampel representative dalam menentukan sampel harus memperhatikan langkah-langkah dalam menentukan sampel sebagai berikut: 
1.      Menentukan target populasi
Target populasi disebut juga dengan batasan populasi. Sebelum menentukan teknik sampling, perlu dijelaskan terlebih dahulu, karena jumlah dan karakteristik populasi dapat mempengaruhi teknik sampling yang kita gunakan.  
2.      Mendaftar seluruh elemen unit populasi
Kadang kala populasi itu terdiri dari banyak elemen atau unit. Setiap elemen dalam populasi itu harus didaftar satu per satu, sehingga akan diketahui mana yang termasuk populasi mana yang tidak. Dalam tahap ini juga perlu dicari karakteristik anggota populasi, apakah populasi tersebut bersifat homogeny atau heterogenyang mengandung banyak elemen. Jika heterogen maka kita harus mengelompokkan agar setiap elemen itu terwakili, sehingga akan memberikan kejelasan tentang validitas dan reabilitas kesimpulan yang dihasilkan.
3.      Menentukan sumber informasi
Setelah diperoleh kejelasan populasi, maka selanjutnya adalah menentukan dari mana bisa memperoleh data tentang populasi tersebut. Sumber populasi sangat tergantung dengan karakteristik dari populasi itu sendiri.

4.      Menentukan jumlah anggota sampel yang akan diambil
Berapa banyak jumlah anggoa sampel yang diambil tidak ada ketentuannya, sesuai dengan keinginan peneliti itu sendiri. Biasanya banyaknya jumlah sampel ditentukan oleh pertimbangan yang bersifat teknis dan praktis yaitu, disesuaikan dengan waktu yang tersedia, dana yang ada atau pertimbangan dari sponsor. Serta pertimbangan yang berhubungan dengan sifat dan karakteristik populasi itu sendiri.
5.      Menentukan teknik sampling yang akan digunakan
Setelah jumlah sampel yang akan digunakan sudah ditentukan, maka langkah selanjutnya adalah menentukan teknik sampling. Teknik sampling yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik populasi. [5]
D.    Teknik Sampling
Teknik sampling adalah teknik penggambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu:
1.      Probability sampling
Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Taknik ini meliputi:
a.       Simple random sampling
Dikatakan simple (sederhana) karena pegambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogeny.
b.      Proportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homgen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang berstrata, maka populasi pegawai itu berstrata.
c.       Disproportionate stratified random sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi kurang proporsional.
d.      Cluster sampling (area sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang diteliti atau sumber data sangat luas, missal penduduk dari suatu Negara, provinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sasmpelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.[6]
2.      Nonprobability sampling
Nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Teknik swampling ini meliputi:
a.       Sampling sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sampeln berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang berjumlah 100 orang, dari semua anggota tersebut diberi nomor urut 1 sampai 100. Pengambilan sampel bisa diambil dar nomor ganjil saja, genap saja, atau kelipatan dari bilangan tetentu.
b.      Sampling kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan.
c.       Sampling insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila dipandang cocok sebasgai sumber data.
d.      Sampling purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang ahli makanan.
e.       Sampling jenuh
Sampling jenuh adalah teknik peentuan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering digunakan bila populasi relatif kecil., kurang dari 30 orang, atau penelitian yang akn membuat generalisasi dengan kesalahan yang sangat kecil. Istilah lainnya adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
f.       Snowball sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian membesar, ibarat bola salju yang menggelinding yang lama kelamaan menjadi besar. Misalnya dalam penelitian pertama dipilih satu atau dua orang sebagai sampel, akan tetapi karena dari dua orang ini data yang diperoleh belum merasa lengkap, maka peneliti mencari orang lain yang dipandang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan orang-orang sebelumnya.[7]
E.     Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel iharapkan 100% mewakili dari populasi adalah sama dengan jumlah populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 orang maka hasil penelitian itu akan berlaku pada 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut. Makin besar jumlah sampel mendekati populasi maka akan semakin kecil peluang kesalahan generalisasi yang akan terjadi, dan sebaliknya semakin kecil jumlah sampel menjauhi populasi maka akan semakin besar peluang terjadi kesalahan generalisasi.
Berapa jumlah anggota sampel yang tepat pada penelitian adalah tergantung pada tingkat ketelitian dan kesalahan yang dikehendaki oleh peneliti. Hal ini sering kali dipengaruhi oleh sumber dana, waktu, dan tgenaga yang tersedia. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui jumlahnya adalah sebagai berikut:
                              
               = 1, taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
                        P = Q = 0,5     d = 0,05           s = jumlah sampel[8]
F.     Kesalahan Umum dalam Sampling
Para pneliti pemula mungkin akan melakukan beberapa kesalahan di dalam menarik sampel-sampel untuk kajian-kajian mereka. Sebagian dari kesalahan-kesalahn sampling pada umumnya adalah sebagai berikut:
1.      Menyeleksi subjek-subjek untuk suatu sampel karena tersedia dan ini menyenangkan bagi peneliti untuk menggunakannya, disamping menyeleksi subjek-subjek dengan berdasarkan ketepatan dalam hal-hal populasi target. Jika sampel tidak tepat, temuan-temuan dari kajian tidak dapat digeneralisasikan.
2.      Menyeleksi sujek-subjek untuk kelompok yang dibandingkan dari populasi-populasi yang berbeda: jika perbandingan antara kelompok-kelompok tidak valid.
3.      Menyeleksi suatu sampel yang tidak tipikal dari populasi
4.      Menyeleksi suatu sampel yang terlalu kecil untuk desain penelitian dan analisis statistik yang digunakan.
5.      Menyeleksi sampel yang gagal memenuhi kebutuhan desain penelitian.
6.      Menggunakan para relawan tetapi gagl untuk menentukan apakah mereka berbeda dengan para non relawan tentang beberapa karakteristik atau kemampuan yang kursial pada kajian tersebut.
7.      Menyeleksi sampel yang tidak membuat syarat-syarat untuk pergeseran dan mungkin pada akhir kajian terbukti terlalu kecil.[9]
IV.             ANALISIS
Penelitian adalah suatu kegiatan yang dilakukan untuk memperoleh informasi-informasi tentang suatu masalah, serta solusi untuk menyelesaikan masalah tersebut secara tepat dan tidak akan menimbulkan masalah baru.
Di dalam suatu penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, sebelum peneliti melakukan penelitian peneliti harus menentukan populasi yang akan dijadikan penelitian, kemudian diambil sampel untuk mempermudah peneliti dalam penelitiannya.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi bukan hanya orang, akan tetapi objek dan benda alam yang lain. Sedangkan sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi.
Manfaat pengambilan sampel antara lain, penggunaan sampel akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga pada saat penelitian, dengan menggunakan sampel hasil penelitian akan lebih akurat dan mendalam, serta akan mempermudah proses penelitian jika pengambilan sampelnya benar.
                        Dalam suatu penelitian peneliti harus mengambil sampel yang dapat mewakili populasi yang telah ditentukan agar hasil penelitian akurat. Peneliti harus memperhatikan karakteristik populasi tersebut bersifat homogen atau heterogen. Kemudian peneliti harus memilah darimana penulis bisa mendapatkan informasi/data dari populasi tersebut. Selanjutnya peneliti harus menentukan berapa jumlah anggota sampel yang akan diambil. Serta menentukan teknik sampling yang seperti apa yang akan peneliti gunakan.
                        Teknik sampling adalah teknik penggambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan nonoprobability sampling. Untuk menentuakn teknik mana yang tepat untuk digunakan dalam suatu penelitian adalah disesuaikan dengan karakteristik populasi itu sendiri.
                        Penelitian yang menggunakan sampel yang banyaknya mendekati jumlah populasi akan memeperkecil kemungkinan kesalahan generalisasi, sebalinya penelitian yang jumlah sampelnya jauh dari jumlah populasi maka kemungkinan melakukan kesalahan generalisasi akan semakin besar.
V.                KESIMPULAN
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti. Sedangkan sampel adalah bagian suatu subjek atau objek yang mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas dan karakteristik suatu populasi.

Manfaat pengambilan sampel antara lain: 1. penggunaan sampel akan menghemat waktu, biaya, dan tenaga. 2. Hasil penelitian akan lebih akurat dan mendalam. 3. Akan mempermudah proses penelitian jika pengambilan sampelnya benar.
Agar sampel representative dalam menentukan sampel harus memperhatikan langkah-langkah dalam menentukan sampel sebagai berikut: 
1.      Menentukan target populasi
2.      Mendaftar seluruh elemen unit populasi
3.      Menentukan sumber informasi
4.      Menentukan jumlah anggota sampel yang akan diambil
5.      Menentukan teknik sampling yang akan digunakan
Teknik sampling adalah teknik penggambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan. Pada dasarnya teknik sampling dibagi menjadi dua yaitu probability sampling dan nonoprobability sampling.
VI.             PENUTUP
Demikian makalah ini penulis buat. Penulis mohon maaf apabila di dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, karena kesempurnaan hanyalah milik Nya. Oleh karena itu pemakalah membutuhkan kritik dan saran yang membangun bagi penyussunan makalah ini. Semoga apa yang penulis tulis pada makalah ini bermanfaat bagi pembaca dan bagi penulis sendiri.




DAFTAR PUSTAKA
Ghony, H. M. Djunaidi, dan Fauzan Almanshur. 2009. Petunjuk Praktis Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Sukses Offset.
Sanjaya, H. Wina. 2014. Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur). Jakarta: Kencana.
Sugiono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta.
Tika, H. Moh. Pabundu. 2006. Metodologi Riset Bisnis. Jakarta: Bumi Aksara.



[1] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), (Bandung: Alfabeta, 2013), Hal. 117
[2] H. Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur), (Jakarta: Kencana, 2014), Hal. 228
[3] H. Moh. Pabundu Tika, Metodologi Riset Bisnis, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Hal. 33
[4] H. Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur), (Jakarta: Kencana, 2014), Hal. 229-230
[5] H. Wina Sanjaya, Penelitian Pendidikan (Jenis, Metode, dan Prosedur), . . . Hal. 231-233
[6] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), . . . Hal.118-122
[7] Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), . . . Hal. 122-125
[8]Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D), . . .Hal. 126
[9] H. M. Djunaidi Ghony dan Fauzan Almanshur, Petunjuk Praktis Penelitian Pendidikan, (Yogyakarta: Sukses Offset, 2009), Hal. 123

1 comment: